Beberapa hari yang lalu, entah mulai dari mana, nama Bajaj Bajuri tersebut-sebut dalam perbincangan sayah dan teman sayah.
Bajaj Bajuri
Tanpa perempuan (sok) sensual maupun slapstick, Bajaj Bajuri mungkin bukan hanya serial komedi terbaik, tapi juga sinetron terbaik (kalau memang ya masuk kategori sinetron). Walau begitu, sayah tetap agak sungkan mengikuti serial ini. Setelah beberapa episode sayah mulai sadar bahwa serial ini ‘menjual’ kebodohan masing-masing karakter. Hampir semua karakter punya satu sifat (baca: bodoh) dan hanya agak berbeda untuk tiap orang. Yang lebih menyedihkan, sifat bodoh ini me-refer ke satu suku khusus (baca: Betawi).
Hal yang mirip pernah dilakukan serial Si Doel Anak Sekolahan. Namun begitu, Doel jauh lebih baik karena sifat bodoh karakter yang lain berfungsi untuk memperkuat karakter Doel (tidak berpikir vs. berpikir). Doel juga menetralisasi kebodohan tersebut melalui adegan-adegan yang membuat kita berpikir: aduh, sebetulnya orang-orang ini baik sekali ya dan menjadikan istilah naif menjadi jauh lebih cocok daripada bodoh. Sayang serial ini rusak begitu masuk tahun kedua. Cerita cinta segitiga Doel menonjol (bahkan berlebihan) dan kebodohan sisa karakternya pun terlalu dieksploitasi. Ditambah dengan mereka membintangi berbagai iklan rasanya seperti menonton Doel 24 jam.
Sayah berhenti menonton Bajuri karena selalu merasa bersalah ketika tertawa terbahak-bahak. Ada beberapa hal yang sebetulnya sayah harapkan berkembang dari Bajuri . Pertama, Bajuri bisa bertahan lebih dari tiga tahun. Kedua, Bajuri menunjukkan perkembangan karakternya. Toh mumpung berharap, kenapa tidak berharap berdasarkan standard yang terbaik?
Sex And The City: 1998-2004
Ini adalah serial tentang empat orang perempuan New York yang punya kecenderungan power-oriented, diperoleh baik melalui karir maupun —without surprise— seks. Walau dengan teman cerita yang riskan, Sex And The City (SATC) bukan hanya tidak ditolak oleh warga New York (khususnya perempuan), bahkan berkali-kali mendapat penghargaan[1]. Selama enam tahun siaran, serial ini mendapat 55 nominasi Emmy Awards dan memenangkan 7 di antaranya. Artinya: rata 10 nominasi dan 1 kemenangan tiap tahun. Tiap tahun Emmy menominasi serial ini untuk kategori Outstanding Comedies Series. Tiap tahun, complete series DVD-nya masuk sepuluh teratas penjualan Amazon.com (bahkan mengalahkan Frasier yang lebih banyak menang Emmy).
Friends: 1994-2004
Cerita tentang enam New Yorker yang (beberapa) sudah berteman sejak SMA. Temanya yang sangat umum mungkin salah satu alasaan serial ini bisa bertahan sepuluh tahun. Sepuluh tahun siaran! Rekor yang hanya dapat dikalahkan oleh Saturday Night Live [2]. Selama sepuluh tahun, Friends mendapat 63 nominasi dan memenangkan 7 Emmy Awards. Enam dari sepuluh tahun tersebut, Friends mendapat nominasi Outstanding Comedies Series. Seperti SATC, DVD-nya selalu best-sellers.
Bajuri mungkin adalah sedikit kombinasi SATC dan Friends. Seperti SATC, Bajuri sama-sama punya risiko menyinggung kelompok masyarakat tertentu. Pemirsa mulai menunjukkan perasaan tersinggung begitu SATC menginjak tahun ketiga dan keempat. Selama empat tahun SATC hanya bercerita tentang empat orang yang punya masalah cinta-seks yang sama dan tidak menemukan jawaban sama sekali. Empat tahun adalah keterlaluan. Bagi warga New York, terutama perempuan, semua pesta dan pakaian mereka tidak lagi cukup untuk menutupi kebodohan keempatnya. Di Amazon.com penjualan DVD mereka pun sedikit jatuh.
Pada tahun berikutnya, tema cerita serial ini mulai berubah. Karakter demi karakter mulai diceritakan jatuh cinta, ingin berkeluarga, bahkan punya anak. Selama dua tahun tema ini menjadi benang merah sampai akhirnya berakhir di tahun keenam. Masing-masing tokoh berubah 180 derajat dibanding mereka di tahun pertama. Charlotte akhirnya mencoba untuk mengadopsi anak, Carrie akhirnya menemukan Mr. Right, Miranda akhirnya jatuh cinta, bahkan Samantha mengalami sesuatu yang dia tidak pernah percaya: seseorang jatuh cinta padanya (bukan hanya untuk seks, yang mana adalah alasan utama ia menjadi ‘petualang’). Dengan kata lain, produser SATC merelakan mereka dewasa, seperti layaknya kebanyakan penonton mereka.
Bajuri, seperti layaknya Friends, juga menonjolkan kebodohan-kebodohan tokohnya. Bedanya dengan Bajuri , baik Joey, Chandler, Ross, Monica, Rachel, maupun Phoebe masing-masing punya sifat lain untuk ditonjolkan. Phoebe, yang paling bodoh (menentukan yang paling bodoh antara Joey dan Phoebe adalah pengalaman stress tingkat tinggi), justru yang pertama menemukan makna menjadi seorang ibu dan selalu mengingatkan teman-temannya kembali bila bertengkar. Joey, despite his brain level, selalu digambarkan yang paling ketakutan kehilangan teman-temannya, dan seterusnya. Seperti SATC, karakter Friends pun berkembang. Chandler yang paling takut menikah akhirnya berkeluarga, Joey akhirnya jatuh cinta, dan seterusnya. Highlight inilah yang tidak, mudah-mudahan belum, dimiliki oleh Bajuri.
Dalam dua tahun (paling lama) pemirsa akan melihat ini pada Bajuri. Pertanyaannya adalah, ketika ini terjadi, apakah Bajuri akan melanjutkan ‘berjualan’ seperti Doel atau bekerja keras membangun cerita mereka. Toh tinggal bersama bertahun-tahun pasti mengubah seseorang, kenapa tidak sekalian memodifikasi karakter dan cerita sekalian.
Sayah tahu adalah prematur dan tidak adil untuk berhenti mengikuti Bajuri. Pertama, Bajuri baru masuk tahun kedua (Kalau tidak salah. Sayah sudah lama tidak nonton). Kedua, ini mungkin serial pertama (setelah Senggal-Senggol gagal) yang layak mendapat faith dari pemirsanya. Walau begitu, sayah tetap berharap, kok. Plus sayah juga jarang sempat nonton tv.
Bajaj Bajuri
Tanpa perempuan (sok) sensual maupun slapstick, Bajaj Bajuri mungkin bukan hanya serial komedi terbaik, tapi juga sinetron terbaik (kalau memang ya masuk kategori sinetron). Walau begitu, sayah tetap agak sungkan mengikuti serial ini. Setelah beberapa episode sayah mulai sadar bahwa serial ini ‘menjual’ kebodohan masing-masing karakter. Hampir semua karakter punya satu sifat (baca: bodoh) dan hanya agak berbeda untuk tiap orang. Yang lebih menyedihkan, sifat bodoh ini me-refer ke satu suku khusus (baca: Betawi).
Hal yang mirip pernah dilakukan serial Si Doel Anak Sekolahan. Namun begitu, Doel jauh lebih baik karena sifat bodoh karakter yang lain berfungsi untuk memperkuat karakter Doel (tidak berpikir vs. berpikir). Doel juga menetralisasi kebodohan tersebut melalui adegan-adegan yang membuat kita berpikir: aduh, sebetulnya orang-orang ini baik sekali ya dan menjadikan istilah naif menjadi jauh lebih cocok daripada bodoh. Sayang serial ini rusak begitu masuk tahun kedua. Cerita cinta segitiga Doel menonjol (bahkan berlebihan) dan kebodohan sisa karakternya pun terlalu dieksploitasi. Ditambah dengan mereka membintangi berbagai iklan rasanya seperti menonton Doel 24 jam.
Sayah berhenti menonton Bajuri karena selalu merasa bersalah ketika tertawa terbahak-bahak. Ada beberapa hal yang sebetulnya sayah harapkan berkembang dari Bajuri . Pertama, Bajuri bisa bertahan lebih dari tiga tahun. Kedua, Bajuri menunjukkan perkembangan karakternya. Toh mumpung berharap, kenapa tidak berharap berdasarkan standard yang terbaik?
Sex And The City: 1998-2004
Ini adalah serial tentang empat orang perempuan New York yang punya kecenderungan power-oriented, diperoleh baik melalui karir maupun —without surprise— seks. Walau dengan teman cerita yang riskan, Sex And The City (SATC) bukan hanya tidak ditolak oleh warga New York (khususnya perempuan), bahkan berkali-kali mendapat penghargaan[1]. Selama enam tahun siaran, serial ini mendapat 55 nominasi Emmy Awards dan memenangkan 7 di antaranya. Artinya: rata 10 nominasi dan 1 kemenangan tiap tahun. Tiap tahun Emmy menominasi serial ini untuk kategori Outstanding Comedies Series. Tiap tahun, complete series DVD-nya masuk sepuluh teratas penjualan Amazon.com (bahkan mengalahkan Frasier yang lebih banyak menang Emmy).
Friends: 1994-2004
Cerita tentang enam New Yorker yang (beberapa) sudah berteman sejak SMA. Temanya yang sangat umum mungkin salah satu alasaan serial ini bisa bertahan sepuluh tahun. Sepuluh tahun siaran! Rekor yang hanya dapat dikalahkan oleh Saturday Night Live [2]. Selama sepuluh tahun, Friends mendapat 63 nominasi dan memenangkan 7 Emmy Awards. Enam dari sepuluh tahun tersebut, Friends mendapat nominasi Outstanding Comedies Series. Seperti SATC, DVD-nya selalu best-sellers.
Bajuri mungkin adalah sedikit kombinasi SATC dan Friends. Seperti SATC, Bajuri sama-sama punya risiko menyinggung kelompok masyarakat tertentu. Pemirsa mulai menunjukkan perasaan tersinggung begitu SATC menginjak tahun ketiga dan keempat. Selama empat tahun SATC hanya bercerita tentang empat orang yang punya masalah cinta-seks yang sama dan tidak menemukan jawaban sama sekali. Empat tahun adalah keterlaluan. Bagi warga New York, terutama perempuan, semua pesta dan pakaian mereka tidak lagi cukup untuk menutupi kebodohan keempatnya. Di Amazon.com penjualan DVD mereka pun sedikit jatuh.
Pada tahun berikutnya, tema cerita serial ini mulai berubah. Karakter demi karakter mulai diceritakan jatuh cinta, ingin berkeluarga, bahkan punya anak. Selama dua tahun tema ini menjadi benang merah sampai akhirnya berakhir di tahun keenam. Masing-masing tokoh berubah 180 derajat dibanding mereka di tahun pertama. Charlotte akhirnya mencoba untuk mengadopsi anak, Carrie akhirnya menemukan Mr. Right, Miranda akhirnya jatuh cinta, bahkan Samantha mengalami sesuatu yang dia tidak pernah percaya: seseorang jatuh cinta padanya (bukan hanya untuk seks, yang mana adalah alasan utama ia menjadi ‘petualang’). Dengan kata lain, produser SATC merelakan mereka dewasa, seperti layaknya kebanyakan penonton mereka.
Bajuri, seperti layaknya Friends, juga menonjolkan kebodohan-kebodohan tokohnya. Bedanya dengan Bajuri , baik Joey, Chandler, Ross, Monica, Rachel, maupun Phoebe masing-masing punya sifat lain untuk ditonjolkan. Phoebe, yang paling bodoh (menentukan yang paling bodoh antara Joey dan Phoebe adalah pengalaman stress tingkat tinggi), justru yang pertama menemukan makna menjadi seorang ibu dan selalu mengingatkan teman-temannya kembali bila bertengkar. Joey, despite his brain level, selalu digambarkan yang paling ketakutan kehilangan teman-temannya, dan seterusnya. Seperti SATC, karakter Friends pun berkembang. Chandler yang paling takut menikah akhirnya berkeluarga, Joey akhirnya jatuh cinta, dan seterusnya. Highlight inilah yang tidak, mudah-mudahan belum, dimiliki oleh Bajuri.
Dalam dua tahun (paling lama) pemirsa akan melihat ini pada Bajuri. Pertanyaannya adalah, ketika ini terjadi, apakah Bajuri akan melanjutkan ‘berjualan’ seperti Doel atau bekerja keras membangun cerita mereka. Toh tinggal bersama bertahun-tahun pasti mengubah seseorang, kenapa tidak sekalian memodifikasi karakter dan cerita sekalian.
Sayah tahu adalah prematur dan tidak adil untuk berhenti mengikuti Bajuri. Pertama, Bajuri baru masuk tahun kedua (Kalau tidak salah. Sayah sudah lama tidak nonton). Kedua, ini mungkin serial pertama (setelah Senggal-Senggol gagal) yang layak mendapat faith dari pemirsanya. Walau begitu, sayah tetap berharap, kok. Plus sayah juga jarang sempat nonton tv.
[1] Yang sebelumnya melakukan hal senekad ini adalah Roberto Benigni untuk Life Is Beautiful. Ini mungkin satu-satu film drama komedi tentang Holocaust. Potensi film ini dikecam oleh bangsa Yahudi sangat besar. Yang lebih mengerikan lagi, Roberto Benigni bukan Yahudi!.
[2] Ini pun bukan perbandingan yang sepadan mengingat tema, penulis naskah, sutradars SNL dapat berubah tiap episode.
No comments:
Post a Comment